Sugeng Rawuh



Mangasah Mingising Budi, Mamasuh Malaning Bumi,Memayu Hayuning Bawana

Thursday, March 1, 2012


WAYANG :MENGGAPAI KESADARAN SEJATI





 Dalam Masyarakat Jawa dikenal berbagai macam jenis Wayang,diantaranya Wayang Purwa atau wayang kulit, wayang klithik yang terbuat dari kayu pipih, wayang Golek yang terbuat dari Kayu dan Wayang Wong. Dalam Bahasa Jawa wayang yang berarti adalah "Bayangan", merupakan cerminan dari  seluruh Sifat dan Karakter yang ada pada diri Manusia, seperti sifat Dur Angkara dan juga sifat2 yang baik dan Bermanfaat bagi Kehidupan ini.Pada suatu pagelaran
Wayang Kulit tokoh-tokoh Wayang yang memiliki sifat-sifat sebagai ksatria pembela Kebajikan dan Kebenaran di letakkan atau dijajar di sebelah KIRI, sedangkan untuk Tokoh Wayang yang bersifat Jahat atau Dur Angkara di letakkan di sebelah KANAN.Mengapa demikian?..Ini tidak lain disebabkan karena Cara menonton Pagelaran Wayang Kulit yang BENAR adalah Dari Balik Layar (Belakang).Wayang merupakan Alat yang telah lama dipakai oleh para Leluhur Jawa untuk Mengajarkan tentang Laku Kasampurnaning Urip (Kesempurnaan Hidup), seluruh Tokoh Wayang yang ada merupakan Gambaran dari satu manusia, artinya bahwa dalam setiap Diri Manusia terdapat Dualisme antara sifat-sifat yang baik dan tidak Baik, yang kesemuanya Berpangkal pada Diri Manusia untuk Memilih Sifat mana yang akan dipilih dan dimenangkan, bukankah dalam diri manusia..Bagaimana baiknya dia masih menyimpan sifat-sifat seperti Iri dengki, Ingin menang sendiri, ingin selalu Hidup Nyaman. Nanti pada akhirnya setiap Manusia akan berbeda-beda dalam Membangun Kualitas Dirinya sesuai dengan Tingkat Kesadaran yang ada pada Diri Manusia itu sendiri, dan Wayang merupakan satu Alat bagi manusia untuk "Ngonceki" (untuk memilah) semua Sifat dan Karakter yang ada pada Dirinya, untuk selanjutnya Mengetahui mana yang sebaiknya digunakan, mana yang tidak bermanfaat bagi Dirinya, dan dapat Bersikap dengan "Pas" dalam menghadapi segala Persoalan Hidup (Empan Papan). Wayang merupakan Alat bagi manusia Jawa dalam menuju "Sangkan Paraning Dumadi".Untuk Mengenal KESEJATIAN yang ada pada dirinya. Wayang biasanya di pentaskan pada malam hari sebagai Gambaran bahwa saat itu Manusia sedang menghadapi Persoalan Hidup (digambarkan sebagai gelap) dan berakhir pada Waktu Fajar juga sebagai Gambaran bahwa "Lakon" persoalan Hidup Manusia telah menemukan Pencerahan (terang).

No comments:

Post a Comment