Sugeng Rawuh



Mangasah Mingising Budi, Mamasuh Malaning Bumi,Memayu Hayuning Bawana

Saturday, March 3, 2012

LABUHAN :  WUJUD SYUKUR ATAS KEMURAHAN ALAM

Pada masyarakat Jawa, sering kita jumpai Ritual Upacara Labuhan, yaitu Upacara dimana disitu diadakan pemberian sesaji dan doa-doa. Biasanya Upacara tersebut diadakan di Laut dan di Gunung. Sekilas bila kita menyaksikan Hal itu, sepertinya Kegiatan tersebut merupakan bentuk Pemujaan dan Penyembahan terhadap Obyek dimana diselenggarakan Upacara tersebut, menurut saya ada suatu pesan yang sangat dalam tentang kegiatan tersebut. Ajaran Jawa mengajarkan bahwa segala yang ada di Bumi ini adalah sesuatu yang hidup, mereka juga sama-sama sebagai penghuni semesta ini, laut, gunung, hutan, pepohonan dan hewan di pandang sebagai Sahabat untuk bersama-sama saling menjaga dan menghormati. Manusia sebagai makhluk yang paling mulia, bukan serta merta menguasai dan mengeksploitasi alam ini dengan sak karepe dewe (semaunya sendiri), justeru manusia sebagai  ciptaan tertinggi diharapkan mampu menjadi koordinator berlangsungnya kehidupan di bumi ini. Ajaran Jawa juga mengajarkan bahwa alam ini selalu menopang dan senantiasa memberikan kehidupan dan penghidupan bagi manusia yang tinggal didalamnya, maka sudah semestinya bahwa manusia yang tinggal di dalamnya tersebut selalu menjaga dan melestarikan alam ini, bukannya malah mengambil keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan sendiri. Salah satu bentuk ucapan syukur dan berterima kasih tersebut di manifestasikan dalam bentuk Upacara Labuhan, bagi masyarakat yang tinggal di lereng-lereng gunung, mereka menyadari bahwa alam ini telah bermurah hati dalam memberikan kesuburan bagi sawah ladang mereka, dan ternak-ternak mereka senantiasa tidak akan pernah kekurangan pakan alami. Demikian juga bagi masyarakat yang tinggal didaerah pesisir dan laut, bagi mereka laut merupakan sumber penghidupan dalam mereka mencari nafkah. Upacara Labuhan bukan berarti bahwa manusia memuja dan menyembah "sing mbahurekso" kawasan tersebut. Pemberian nama penguasa (Sing Mbaurekso) bagi daerah tertentu, bertujuan untuk memudahkan bagi para leluhur dan nenek moyang kita dalam mereka mengajarkan tentang hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam ini. Sumber dari segala rejeki yang diterima oleh manusia adalah sepenuhnya dari Sing Gawe Urip (Tuhan), tetapi apabila rejeki tersebut sampai kepada kita melalui perantaraan pihak lain, bukankah sudah sepatutnya kita berkewajiban mengucapkan terima kasih pada pihak lain tersebut yang dalam hal ini adalah alam itu sendiri. Jadi sebenarnya Upacara Labuhan tersebut adalah perwujudan manusia dalam mengucap syukur pada Sang Empunya Kehidupan atas segala rejeki yang telah diterima juga sebagai ucapan terima kasih manusia pada alam ini sebagai "Kepanjangan Tangan Tuhan". Dan ucapan terima kasih tersebut tidak hanya diucapkan dari bibir saja, melainkan diwujudkan dengan tindakan yaitu berupa pemberian Buah Tangan dari manusia. Layaknya seorang sahabat yang sedang berkunjung ke rumah temannya. Itulah secuil gambaran dari saya tentang Tradisi Upacara Labuhan ini............RAHAYU.

No comments:

Post a Comment